Grup Bakrie $VKTR dan $INDY Adu Cepat Kuasai Pasar Bus Listrik di Jakarta

VKTR Teknologi Mobilitas Tbk

Emiten kendaraan listrik besutan Grup Bakrie PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) dan PT Indika Energy Tbk. (INDY) melalui anak usahanya, PT Kalista Nusa Armada kian memantapkan kehadirannya sebagai pemain utama bus listrik di Tanah Air.

VKTR dan INDY menyasar pasar segmen bus listrik di kota besar khususnya DKI Jakarta. Langkah itu sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat dan daerah yang makin gencar mendorong transportasi ramah lingkungan.

VKTR misalnya mengincar pasar bus rapid transit (BRT) di Jakarta yang diproyeksikan mencapai 10.000 unit pada 2030. Emiten Grup Bakrie ini menargetkan untuk meraup pangsa pasar sebesar 30% bus listrik dengan estimasi sekitar 3.000 unit pada 2030.

Selain bus listrik, VKTR pun menargetkan 10% pangsa pasar di segmen truk listrik. Kebutuhan untuk truk listrik ditaksir mencapai 23.700 unit. Alhasil, VKTR menargetkan untuk menyumbang 3.000 truk listrik.

Dengan peluang tersebut, VKTR memproyeksikan pendapatan segmen kendaraan listrik dapat memberikan kontribusi yang lebih signifikan pada 2026, didukung oleh penyelesaian proyek TransJakarta yang tersisa 30 unit di awal tahun.

Baca Juga :Laba Emiten Mobil Listrik Bakrie (VKTR) Longsor, Beberkan Calon Pendorong Kinerja 2025

Perseroan juga memproyeksikan bahwa proyek TransJakarta dapat menciptakan portofolio pendapatan yang lebih seimbang. Bisnis manufaktur suku cadang juga diproyeksikan tetap stabil, memberikan kontribusi pendapatan yang konsisten dan menjaga ketahanan arus kas perusahaan.

“Tentunya, pada 2026 kami mengharapkan dapat mencapai pendapatan dan laba yang lebih besar daripada tahun ini,” ujar Direktur VKTR Achmad Amri Aswono Putro dalam public expose pada Jumat (5/12/2025).

Adapun, VKTR sebelumnya telah memenangi tender 80 unit bus listrik dengan rencana pengiriman 50 unit pada akhir 2025 dan 30 unit pada awal tahun 2026.

Untuk menggarap pasar bus listrik, katanya, VKTR bakal mengoptimalkan utilisasi kapasitas produksi dan efisiensi biaya untuk memperbaiki struktur margin.

VKTR juga memperdalam keunggulan completely knocked down (CKD) untuk mempertahankan first mover advantage rebalancing portofolio dari bus ke truk. Tujuannya untuk diversifikasi revenue dan akses ke pasar lebih besar.

Kemudian, perseroan membangun kemitraan strategis dengan OEM global dan karoseri lokal terpercaya untuk meningkatkan kapabilitas produksi serta lokalisasi.

Baca Juga :Emiten Mobil Listrik Grup Bakrie (VKTR) Siapkan Capex Rp100 Miliar untuk 2026

Selain itu, memanfaatkan kapabilitas foundry Bakrie Autoparts untuk ke depannya membangun supply chain internal komponen EV. Lalu, ekspansi peluang pasokan komponen ke OEM EV segmen kendaraan penumpang.

Meski begitu, Amri menjelaskan VKTR menghadapi sejumlah tantangan pada 2026 di antaranya adopsi EV di Indonesia yang masih dalam early stage, ketergantungan pada mitra strategis, hingga ketidakpastian kebijakan subsidi bahan bakar sebagai risiko sekaligus peluang dua arah.

Chief Executive Officer VKTR Anindra Ardiansyah Bakrie menjelaskan bahwa persaingan bisnis EV tidak bisa dihindarkan. Perseroan pun telah bersiap menghadapi persaingan tersebut.

“Di lain sisi, itu [persaingan] merupakan keberuntungan, dengan adanya sesama pemain lokal, kami dapat sama-sama ber-advokasi ke pemerintah terkait dukungan industri EV di Tanah Air,” ujar Ardi.

Menilik kinerja keuangannya, VKTR telah meraup total pendapatan bersih sebesar Rp716,9 miliar pada 9 bulan 2025, atau naik sebesar 11% (year-on-year/YoY) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp645,8 miliar.

Baca Juga :Anindya Bakrie: Ekonomi RI Diproyeksi Lebih Cerah pada Tahun Kuda Api 2026

Kendati demikian, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk VKTR turun 89% YoY menjadi Rp1,17 miliar per kuartal III/2025, dari Rp10,55 miliar pada periode tahun lalu.

VKTR TEKNOLOGI MOBILITAS TBK – TradingView

Bisnis Bus Listrik INDY

Di sisi lain, anak usaha INDY, Kalista bakal lebih agresif dalam memasok kendaraan listrik terutama untuk armada bus besar.

Mengutip hasil public expose, manajemen INDY menjelaskan saat ini perseroan telah menyediakan bus listrik di Jakarta untuk TransJakarta dan untuk Pemerintah Kota Medan. Kalista juga sudah bermitra dengan Damri di Jakarta dan BlueBird di Medan.

Seiring dengan rencana Pemprov DKI Jakarta yang mencanangkan 10.000 unit fleet transportasi umum terelektrifikasi sampai 2030, Kalista akan memprioritaskan segmen itu khususnya bus besar.

“Jakarta menjadi prioritas utama, sementara di Medan ekspansi akan diperluas hingga tingkat provinsi. Beberapa pemda dan pemkot lain seperti Jambi dan Bali juga tengah berdiskusi dengan kami tentang potensi elektrifikasi transportasi umum,” tulis manajemen INDY.

Baca Juga :Indika Energy (INDY) Komitmen Terus Dukung Kebijakan DMO Batu Bara

Direktur Utama Kalista Albert Aulia Ilyas mengatakan perseroan menyiapkan strategi layanan fleet management dan Fleet as a Service (FaaS) dengan armada bus listrik.

Sejauh ini, Kalista menyuplai sekitar 26 unit untuk armada bus listrik TransJakarta, dari total sekitar 500 unit yang telah beroperasi hingga penghujung 2025.

Ke depan, potensi kerja sama business to business (B2B) antara kedua pihak akan terus berlanjut, mengingat TransJakarta menargetkan armada elektrifikasi sebanyak 10.000 unit bus listrik hingga 2030.

“Dari total 10.000 itu kan termasuk feeder angkot MikroTrans, sedangkan bus besar dan bus sedang sekitar 4.000 unit, jadi target kami 25% dari komposisi itu,” ujar Albert di Jakarta, Kamis (4/12/2025).

Selain Jakarta, Kalista juga telah mengoperasikan sebanyak 60 unit bus listrik untuk layanan Trans Metro Deli di Medan, Sumatra Utara.

Dia mengatakan, Kalista akan terus berkolaborasi dengan stakeholder terkait untuk mendukung percepatan elektrifikasi transportasi umum, baik dari sisi operator, penyedia infrastruktur, hingga PLN.

Baca Juga :Indika Energy (INDY) Targetkan Tambang Awakmas Mulai Produksi Akhir 2026

“Yang bisa Kalista bantu adalah bagaimana kami bisa membantu untuk percepatan elektrifikasi. Kami diskusi dengan operator dan menjembatani dengan para stakeholder terkait,” katanya. (Thomas Mola)

Tinggalkan komentar