Balik Arah di Amman Mineral (AMMN) Desember 2025

tambang

Pemodal kakap berbalik kembali mengakumulasi saham AMMN di tengah prospek pembalikkan kinerja bottom line menjadi laba bersih pada 2026.

Diam-diam ada yang berbalik arah kembali memborong saham emiten Grup Salim dan Panigoro, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) sepanjang Desember 2025.

Sementara sejumlah nama pemodal kakap terus mengakumulasi saham AMMN, Van Eck Associates Corp berbalik mengakumulasi setelah aksi lepas pada November 2025.

Di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI), AMMN parkir di zona hijau dengan kenaikan 0,79% ke level Rp6.350 per lembar hingga Kamis (11/12/2025). Secara year to date (YtD), banderol tersebut mewakili koreksi 25,07%.

Dari sisi pemodal jumbo, menilik risalah kepemilikan saham di Bloomberg Terminal, Van Eck Associates Corp kembali memborong AMMN sebesar 7,70 juta lembar. Sepanjang November 2025, Van Eck sempat melepas 13,94 juta lembar saham AMMN.

Baca Juga :Mereka yang Ikut Arus Borong Konglomerat Alexander Ramlie di Amman Mineral (AMMN)

Van Eck kini mengantongi 959,52 juta lembar saham AMMN, dari posisi akhir bulan lalu sebesar 951,81 juta lembar. Sepanjang periode berjalan kuartal IV/2025, kepemilikan Van Eck di AMMN tetap bertambah 40,23 juta lembar dari posisi akhir kuartal III/2025 sebesar 919,29 juta lembar.

Van Eck, sebelumnya masuk ke deretan teratas pemegang saham AMMN setelah pada September 2025 memborong 906,88 juta lembar saham, dari sebelumnya hanya 12,41 juta lembar.

Adapun, aksi borong BlackRock belum surut di AMMN. Sepanjang bulan pamungkas 2025, BlackRock memborong 5,48 juta lembar saham AMMN, dari 436,91 juta lembar per akhir bulan lalu menjadi 442,46 juta lembar saat ini.

Sepanjang Oktober-Desember 2025, BlackRock mengakumulasi 29,54 juta lembar saham AMMN dari posisi akhir September 2025 sebesar 412,91 juta lembar.

AMMAN MINERAL INTERNASIONAL TBK – TradingView

Selain itu, ada pula Credit Agricole Group yang memborong saham AMMN untuk bulan ketiga berturut-turut. Saham AMMN di kantong Credit Agricole bertambah 1,39 juta lembar dari 69,78 juta lembar menjadi 71,69 juta lembar.

Di meja konsensus analis, AMMN mengantongi 4 rekomendasi beli dari total 7 sekuritas yang mengulas sahamnya. Sisanya, 3 analis menyarankan tahan.

Adapun, target harga rata-rata 12 bulan berada di level Rp7.700, mencerminkan potensi return 21,25%

.

Prospek bangkit dari rugi

Dari sisi kinerja keuangan, AMMN membukukan rugi bersih US$178,53 juta hingga kuartal III/2025. Kinerja keuangan ini tertekan oleh larangan ekspor konsentrat dan gangguan operasional smelter milik perseroan.

Amman mencatat penjualan bersih US$545 juta, jauh lebih rendah dibandingkan dengan US$2,49 miliar pada periode sama tahun lalu. Penurunan ini terjadi akibat perubahan kebijakan yang mewajibkan penjualan dalam bentuk logam jadi, bukan lagi konsentrat.

Baca Juga :ESDM Beri Kuota Ekspor Konsentrat ke Amman Mineral hingga 400.000 Ton

Dari total penjualan itu, produk katoda tembaga menyumbang sekitar US$389 juta, sedangkan penjualan emas murni yang baru dimulai pada kuartal III/2025 berkontribusi sekitar US$155 juta. Sisanya, sebesar US$1 juta berasal dari penyesuaian harga akhir dan volume penjualan konsentrat tahun sebelumnya.

Dengan adanya kendala itu, AMMN mencatat rugi bersih sebesar US$175 juta sepanjang Januari-September 2025. Capaian ini berbalik dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang membukukan laba bersih US$720 juta.

Lebih terperinci, rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk AMMN tercatat US$178,53 juta per kuartal III/2025. Dengan asumsi kurs Rp16.666 per dolar AS, rugi bersih AMMN per kuartal III/2025 setara dengan Rp2,97 triliun.

Andreas Yoga Tariga, analis Sucor Sekuritas, dalam laporan riset terbarunya, mengantisipasi pembalikkan kinerja yang kuat setelah beroperasinya Fase 8 di Tambang Batu Hijau.

Direktur PT Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna (dari kanan), Presiden Direktur PT Amman Mineral Internasional Tbk. Alexander Ramlie, Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk. Hilmi Panigoro, Komisaris Independen PT Amman Mineral Internasional Tbk. Markus Permadi, dan Presiden Komisaris Agus Projosasmito berbincang di sela-sela pencatatan perdana saham AMMN di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (7/7/2023). Bisnis/Himawan L NugrahaDirektur PT Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna (dari kanan), Presiden Direktur PT Amman Mineral Internasional Tbk. Alexander Ramlie, Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk. Hilmi Panigoro, Komisaris Independen PT Amman Mineral Internasional Tbk. Markus Permadi, dan Presiden Komisaris Agus Projosasmito berbincang di sela-sela pencatatan perdana saham AMMN di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (7/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Menurutnya, Fase 8 adalah game changer bagi AMMN, dengan prospek produksi konsentrat sebesar 900.000 dry metric ton (dmt), yang terdiri atas 485 juta pon tembaga dan 579.000 ons emas.

“Kami memproyeksikan utilitas smelter mencapai sekitar 80% pada 2026 sebelum berada pada kapasitas maksimal pada 2027,” kata Andreas.

Selain Batu Hijau, deposit tambang Elang menandai ekspansi perusahaan berikutnya. Tambang ini berlokasi sekitar 54 km area existing, dan merupakan salah satu tambang emas-tembaga terbesar dunia.

Tambang ini diperkirakan menyimpan 25 miliar pon tembaga dan 35,1 juta ons emas, ekuivalen dengan potensi nilai sekitar US$270 miliar.

Baca Juga :Perbandingan Penjualan dan Target Produksi Emas 2025 UNTR, MDKA, AMMN dan BRMS

Dengan latar belakang prospek tersebut, Sucor Sekuritas menginisiasi rekomendasi buy pada AMMN, dengan target harga saham Rp11.000. Andreas memproyeksikan sepanjang 2025, AMMN akan mengantongi pendapatan US$1,28 miliar, turun 51,72% dibandingkan realisasi 2024 sebesar US$2,66 miliar.

Posisi top line diperkirakan akan melesat 214,77% pada 2026 menjadi US$4,04 miliar. Sementara itu, rugi bersih tahun ini diperkirakan mencapai US$133 juta, yang akan berbalik menjadi laba bersih US$1,04 miliar pada 2026.

Tinggalkan komentar